Rabu, 12 April 2017

Anniversary 1 Bulan Teruntuk Istriku

Bersama kedua Orang Tuaku serta keluarga besarku mengantarkan langkahku untuk mengucapkan kalimat sakral yang 1X (satu kali) seumur hidup.Tepat di tanggal ini, sebulan yang lalu, 12 Maret 2017 di Desa Kertabasuki, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, dirumahnya. Janji suciku terbingkai nuansa yang begitu sakral dalam hiringan doa dari keluarga besar kami berdua, tetangga, teman serta seluruh tamu undangan yang hadir saat itu. Akad nikah pagi itu begitu indah dan mengharukan serta membuatku melangkah penuh dengan kepastian serta tanggung jawab baru yang kumiliki.
Dia adalah wanita yang terpilih oleh hati ini dengan segala yang ada padanya, apa yang tampak dan tidak tampak yang ada dan tersimpan dalam dirinya. Demikianpun diri ini, menerima dengan segala kekurangan yang ada yang tersembunyi atau juga yang tampak. Bagiku dia adalah wanita yang sangat pantas untuk diperjuangkan untuk selalu berada disampingku dalam mengarungi samudera kehidupan ini dengan bahtera rumah tangga yang akan ku bangun bersama dia. Sementara diri ini bukanlah sosok yang istimewa yang mampu memberikan segala kemewahan serta menghadirkan cerita indah seperti dongeng. Namun sebaliknya hanya sosok anak rantau dari desa nan jauh di seberang lautan, di pulau sumatera, terlahir di tempat yang terpencil, jauh dari peradaban, gaptek akan teknologi serta tertinggal dalam kehidupan di era yang sangat modern ini. Bukan harta yang melimpah yang kuberikan untukku mempersuntingnya, bukan pula suatu prestise yang dapat dipertontonkan untuk dibanggakan kepada setiap mata yang memandang dan mulut yang bertanya tentang sosokku. Hanya ketiadaan dan kekurangan yang ada, disertai niat dan kesunggunhan serta keikhlasan hati yang mendorong diri ini untuk mengucapkan ikrar, pada akad nikah dihari yang telah ditentukan.
Jauh sebelum tiba hari yang telah ditentukan. Sekian lamanya kami menjalin hubungan spesial sebagai sepasang kekasih sebagaimana layaknya pemuda, dengan perjalanan yang tidak selalu indah namun sangat manis kami rasakan, jarak yang tidak menentu bahkan cenderung saling berjauhan membuat kami selalu diselimuti kecurigaan, baik yang berdasar atau bahkan tanpa dasar, disitu kami berusaha untuk selalu memegang kepercayaan sehingga tercipatalah satu sikap saling percaya. Teguhnya tekad yang kumiliki mendorongku sehingga berani meminta (menikahi) dari orang tuanya dengan mengutarakan janji suci yang akan aku lakukan atau pun sesuatu yang akan kuberikan dimasa yang akan datang. Alhamdulillah, gayung bersambut, niat baik yang ku utarakan mendapatkan ridho dari orang tuanya.
Kemudian timbullah kesepakatan dan kesepahaman bahwa atas niat tersebut harus segera diwujudkan dengan dasar yang legal, baik secara hukum islam maupun hukum ketatanegaraan yang berlaku. Dengan segala kemampuan yang ada, menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan, dengan segala kekurangannya, alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan suatu apapun.
Kini kami telah sah menjadi sepasang Suami Istri, rasa bahagia yang tak bisa tergambar namun selalu kami rasakan hingga saat ini, dan kami terus berdoa semoga demikian seterusnya sepanjang hidup kami berdua. Namun hingga detik ini pula, belum juga aku mampu mempersembahkan sesuatu yang istimewa untuk dia, untuk perempuan yang istimewa bagiku, bahkan sesuatu yang sederhana sekalipun.
Meski demikian, tak berarti langkah ini terhenti, atau putus asa. Ikhtiar yang selalu ku lakukan untuk mewujudkan segala yang terbaik untuk saat ini, esok dan selamanya disertai doa yang tak kunjung henti memohon kepadaNya, semoga langkah ini penuh berkah serta dalam lindunganNya sehingga aku mampu menyematkan kebahagiaan untuk sang istri dan keluarga besar kami berdua.


# Untukmu wahai istriku, percayalah, bahwa sayang ini bagai lautan yang tak bertepi yang selalu ku persembahkan kepadamu.#
12 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar